Permainan Judi Dengan Kartu Kecil
Published by Pustakalana Children's Library
Community-based Children's Library in Bandung, West Java, Indonesia View all posts by Pustakalana Children's Library
Permainan kartu seperti Domino (Gaple), Remi, dan Texas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Meski memberikan kesenangan, permainan ini turut disertai kontroversi seputar isu perjudian dan kecanduan. Melalui artikel ini, kita akan menjelajahi dunia permainan kartu secara sederhana dan objektif, menggali kelebihan dan kekurangannya, sembari memberikan pemahaman yang mudah dicerna untuk masyarakat Indonesia.
Bermain kartu ternyata bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki manfaat yang luar biasa. Dalam suasana santai, permainan kartu dapat menjadi pelarian yang efektif dari stres sehari-hari. Tidak hanya itu, tetapi juga dapat membantu melatih otak dengan meningkatkan kemampuan berpikir, penilaian, dan respons.
Menurut pakar psikolog Wahyu Aulizalsini, "Permainan kartu dapat memberikan keseimbangan psikologis yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni melatih aspek kognitif dan kemampuan visual spasial. Ini adalah bentuk hiburan yang efektif untuk mengurangi stres dan merangsang pikiran, selama dimainkan dengan bijak.
Baca juga : Pengertian Proaktif dan Reaktif, Ini Cara Melatihnya
Selain manfaat kognitifnya, permainan kartu juga menjadi ajang untuk memperkuat hubungan sosial. Interaksi antar pemain dapat mempererat ikatan persahabatan, meningkatkan kemampuan komunikasi, dan membuka peluang untuk pergaulan yang lebih positif. "Permainan kartu menciptakan ruang untuk memahami dinamika sosial. Itu adalah cara yang menyenangkan untuk membangun komunitas dan memperkuat hubungan interpersonal," ujar pakar sosiologi, Rr. Satiti Shakuntala melalui rilisnya.
“Tetapi, permainan kartu juga memiliki sisi yang perlu diperhatikan. Salah satu tantangannya adalah potensi terkait perjudian. Beberapa permainan kartu dapat menjadi pemicu kecanduan judi, membawa dampak negatif tidak hanya pada individu, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat. Kontrol sosial dan pengendalian secara kuratif dapat dilakukan sebagai tindakan preventif, dengan tujuan untuk memulihkan keadaan agar berjalan kembali seperti semula sesuai dengan kaidah masyarakat yang berlaku, misal memberikan hukuman atau sanksi terhadap pelanggar aturan, seperti oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang membuat permainan kartu menjadi aktivitas judi online," tambahnya.
Sebagai contoh, beberapa waktu lalu permainan kartu online Higgs Domino Island menjadi sorotan. Ini terjadi karena adanya "Fitur Kirim" dalam gim Higgs Domino yang disalahgunakan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab. Namun, jika fitur-fitur ini disesuaikan atau bahkan dinonaktifkan, maka Higgs Domino tidak akan terkait dengan perjudian dan mungkin akan menjadi permainan kartu yang menarik.
Baca juga : Ini Manfaat Bermain Susun Balok Bagi Tumbuh Kembang Anak
Jadi, bagaimana kita seharusnya memandang permainan kartu? Yang terpenting adalah mendapatkan pandangan yang seimbang. Menurut Sosiolog UGM Derajad Sulistyo, “Kita bisa tetap menikmati kelebihan permainan kartu sebagai hiburan dan latihan otak, selama kita mampu menghindari jebakan perjudian.”
Pengawasan yang baik atas permainan kartu perlu ditingkatkan untuk mencegah masalah perjudian dan kecanduan. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa permainan kartu tetap menjadi bentuk hiburan positif dan tidak merugikan.
Terakhir, saat kita menikmati permainan kartu, ada baiknya bertanya pada diri sendiri: apakah ini sekadar hiburan atau sudah melibatkan unsur perjudian? Kesadaran diri adalah kunci untuk memastikan bahwa permainan ini selalu berada di jalur yang benar dan tetap menjadi sarana hiburan yang menyenangkan. (B-4)
Menjelang weekend waktunya bersantai dan ber-quality-time bersama keluarga. Salah satu caranya bisa dengan bermain kartu remi. Pemustakalana pernah penasaran ga, asal muasal kartu remi bagaimana?
Berdasarkan buku Science and Civilization in China karya Joseph Needham, kartu remi ditemukan pada awal abad ke-9 pada masa Dinasti Tang. Pada abad 11 permainan ini bisa ditemukan di sepanjang benua Asia.
Pada abad 14 permainan kartu ini mulai menyebar ke Eropa. Kemungkinan besar permainan kartu masuk ke Eropa dari Mesir. Pada akhir abad ke-14 pula muncul toko-toko pembuat kartu remi di Eropa. Loncatan besar perkembangan kartu remi ini terjadi di Jerman ketika mesin cetak ditemukan oleh Guttenberg.
Contoh desain kartu remi yang paling awal dipakai di Eropa berasal dari Inggris dengan karakter swords, batons, cups, dan coins. Bangsa Jerman dan Swiss membuat desain yang lebih elegan dengan karakter hati, lonceng, daun, dan buah. Baru pada tahun 1480-an Bangsa Perancis baru mendesain kartu remi sebagaimana yang biasa kita temukan dengan karakter hearts (hati), clubs (keriting), spades (sekop), dan diamonds (wajik).
Nah, kartu remi akhirnya berkembang menjadi permainan sejuta umat dengan berbagai variasi cara bermain mulai dari tepuk nyamuk, polisi dan maling, capsah, poker, 41, cangkul, sampai yang dilombakan di berbagai perlombaan tingkat nasional maupun internasional, bridge.
Permainan dengan kartu remi favoritmu apa nih, pemustaka? Ohya, Karea (Kartu Remi Nusantara) dari Pustakalana tersedia di @tobula.id yaa…!
Disarikan dari: sains.me/bagaimana-asal-usul-kartu-remi/