Jangkrik Raksasa Pemakan Daging Di Jepang

Jangkrik Raksasa Pemakan Daging Di Jepang

Ciri-ciri Hewan Pemakan Daging

Hewan pemakan daging memiliki beberapa ciri. Namun, ciri-ciri hewan satu dengan hewan lainnya berbeda-beda tergantung dengan tempat tinggalnya. Masih dilansir dari sumber yang sama, ciri-ciri hewan karnivora antara lain:

Pandai Mendaki Pohon:

Beruang Kodiak dapat memanjat pohon, terutama ketika mencari makanan di tempat yang lebih tinggi, seperti sarang lebah.

Contoh Hewan Pemakan Daging

Setelah mengetahui jenis dan ciri hewan pemakan daging, inilah contoh hewan pemakan daging yang harus Anda tahu. Tidak hanya kucing besar, ada juga jenis burung dan serangga.

Semua jenis kucing besar adalah karnivora. Salah satu yang paling berbahaya adalah harimau yang termasuk dalam hyper karnivora. Harimau memiliki kemampuan berburu dan bersembunyi yang sangat hebat. Dalam satu hari, harimau bisa mengkonsumsi 40-85 pon daging hewan lain, seperti kijang, babi hutan, unggas atau ikan.

Makhluk berbulu oranye ini memang memiliki bentuk yang menggemaskan. Namun, rubah adalah hewan buas, lho. Biasanya mereka akan berubah jadi ganas jika diganggu. Biasanya rubah memakan tikus, kelinci, serangga, atau bangkai.

Kita tidak akan melihat beruang kutub di Indonesia karena hewan ini hanya hidup di Kutub Utara. Beruang kutub adalah salah satu jenis beruang terbesar dengan berat hampir 600 kg. Jika sudah masuk ke perangkap beruang kutub, akan sangat sulit untuk melarikan diri. Biasanya, beruang kutub memakan ikan atau anjing laut.

Jaguar adalah salah satu spesies kucing besar yang sangat berbahaya. Jaguar adalah hewan pemangsa yang bisa hidup di segala iklim, bahkan iklim dingin. Gerak yang gesit dan lincah membuat mereka bisa menangkap mangsa dengan mudah. Biasanya mereka memangsa kijang, rubah, ikan dan mamalia lainnya.

Serigala adalah hewan karnivora yang hidup berkelompok sekitar 10-20 ekor. Dengan jumlah sebanyak itu, mereka bisa dengan mudah menumbangkan mangsa yang berukuran lebih besar. Biasanya, mereka memangsa rusa, kuda, dan mamalia besar lainnya.

A caretaker prepares to place an ice block inside an enclosure of lions on a hot summer day at the Ayub National Park in Rawalpindi on May 18, 2022. (Photo by Aamir QURESHI / AFP) (Photo by AAMIR QURESHI/AFP via Getty Images) Foto: Aamir Qureshi/AFP via Getty Images

Dijuluki raja hutan, singa adalah predator yang tidak memiliki pemangsa. Perbedaan singa dengan kucing besar lain adalah ciri fisiknya yang memiliki rambut disekitar wajah. Walaupun berbeda besar, mereka memiliki kemampuan berburu dan bersembunyi yang hebat. Biasanya mereka memangsa kijang, kambing, atau kerbau.

Burung hantu adalah salah satu burung nokturnal yang memakan daging. Berbeda dengan burung lainnya yang memakan biji-bijian, burung hantu hanya memakan daging. Biasanya, burung hantu memakan burung kecil, tupai, tikus dan kelelawar.

Walaupun terlihat menyeramkan, tasmanian devil sebenarnya tidak berbahaya bagi manusia, kecuali jika mereka diganggu. Hewan ini bisa ditemukan di pulau Tasmania di Australia. Hewan ini memangsa burung, ular dan bangkai hewan.

Berbeda dengan harimau dan singa, lynx adalah spesies kucing besar yang cantik. Namun, sebagai lynx tetaplah berbahaya. Hewan ini hidup di Eropa Utara dan memangsa tupai, burung, rusa dan babi hutan.

Buaya adalah salah satu predator amfibi yang sangat berbahaya. Dengan giginya yang banyak dan tajam, sudah bisa dipastikan buaya adalah hewan karnivora. Buaya biasanya hidup di perairan seperti danau, rawa atau sungai. Hebatnya, mereka bisa berenang dan menyerang mangsa dengan sangat cepat. Makanan buaya adalah ikan, katak, burung, dan mamalia lain.

Burung elang biasanya tinggal di wilayah perairan. memiliki kemampuan berburu yang sangat hebat. Bentuk paruh yang melengkung ke bawah dan tajam dikhususkan untuk merobek daging mangsa. Mereka memangsa unggas, ikan, tupai dan tikus.

Sama seperti kucing besar lainnya, macan tutul merupakan hewan hyper karnivora. Mereka bertahan hidup dengan cara berburu mangsa seperti kijang dan kerbau. Istimewanya, mereka bisa berlari dengan cepat dan memanjat pohon.

Bunglon adalah salah satu jenis kadal yang terkenal karena kemampuan kamuflase. Mere bisa mengubah warna kulit menyesuaikan dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan untuk bersembunyi dari musuh dan menangkap mangsa. Bunglon biasa memakan serangga, seperti ulat, lalat, ngengat, dan nyamuk.

Hiu adalah salah satu karnivora dan predator air yang paling ditakuti. Jenis hiu yang paling berbahaya adalah hiu putih karena ukurannya yang besar. Hebatnya lagi, hiu bisa mencium tetesan darah dari jarak 3 mil. Makanan utamanya adalah ikan, plankton serta burung.

Belalang sering digambarkan sebagai hewan yang gesit dan cepat. Mungkin banyak yang belum tahu kalau mereka merupakan hewan karnivora yang memangsa serangga, bahkan belalang lainnya. Mereka berburu mangsa dengan cara berkamuflase dan menyerang dengan kaki depannya yang berduri.

Katak adalah hewan amfibi yang berkembang biak secara ovipar. Katak bukanlah hewan buas yang berbahaya bagi manusia, namun katak merupakan hewan karnivora yang memakan serangga, seperti cacing, lalat, nyamuk, bahkan katak lainnya.

Semut memang hewan kecil yang tidak berbahaya, namun berbeda dengan semut tentara. Jenis semut ini hidup dengan cara migrasi atau berpindah-pindah. Tidak seperti jenis semut lain yang memakan nektar, semut tentara memakan serangga lainnya, seperti laba-laba, kadal atau bangkai.

Hampir semua jenis ular adalah karnivora, namun ular piton adalah salah satu yang paling berbahaya, karena sudah banyak kasus manusia yang dimangsa oleh ular piton. Perut hewan ini sangat elastis sehingga mampu memakan hewan seperti tikus, unggas, kambing, sampai kerbau. Ular piton banyak ditemukan di wilayah Asia, Australia dan Afrika.

Hewan satu ini adalah hewan endemik Indonesia yang hidup di sekitar Nusa Tenggara. Komodo memiliki kemampuan berburu yang sangat hebat, bahkan manusia pun tidak disarankan terlalu dekat dengan hewan ini. Komodo bisa memakan hewan yang lebih besar dari pada ukurannya, seperti kambing, rusa, atau babi.

Tarantula adalah salah satu jenis laba-laba terbesar dan terlihat menyeramkan. Namun ternyata tarantula tidak berbahaya, lho. Tidak seperti ular, racun tarantula hanya akan menyebabkan bentol. Bahkan, tarantula sering dijadikan hewan peliharaan. Tarantula biasanya memakan serangga seperti jangkrik dan kecoa.

Itulah beberapa jenis dan contoh hewan pemakan daging. Ternyata tidak semua karnivora itu berbahaya, ada juga yang bisa dipelihara seperti tarantula. Apakah detikers sudah pernah bertemu salah satu hewan di atas?

Kemampuan Renang:

Beruang Kodiak pandai berenang dan sering menyeberangi saluran air untuk mencari makanan.

Tingkat Kepemilikan Tanah:

Beruang Kodiak sering mengklaim memiliki wilayah berburu yang sangat luas.

Mayoritas HIdup di Darat

Sebagian besar hewan karnivora hidup di darat, seperti harimau, serigala, singa, dan lain-lain. Namun, ada juga yang hidup di air atau amfibi seperti hiu, buaya atau ular.

Individu Tertua yang Diketahui:

Beruang Kodiak biasanya dapat hidup di alam liar selama lebih dari tiga puluh tahun, tetapi ini cukup jarang terjadi.

Beruang Kodiak sangat penting bagi ekosistem Alaska karena membantu mengontrol populasi ikan salmon dan membantu menyebarkan benih tanaman.

Kebanyakan Vivipar

Sebagian besar hewan karnivora berkembang biak dengan cara melahirkan (vivipar), walaupun ada juga yang bertelur (ovipar) seperti ular, buaya dan beberapa jenis ikan. Maka dari itu, kebanyakan hewan karnivora adalah mamalia.

Termasuk Golongan Vertebrata

Hewan karnivora termasuk dalam golongan vertebrata, atau hewan dengan tulang belakang.

Jangkrik Pemakan Daging dari Zaman Dinosaurus

Selasa, 8 Februari 2011 - 09:11 WIB

VIVAnews - Sebuah fosil serangga predator dari zaman dinosaurus baru-baru ini ditemukan di lapisan kapur yang terletak di wilayah utara Brazil. Serangga ini adalah serangga karnivora pemakan daging yang berasal dari 100 juta tahun silam.

Nenek moyang jangkrik itu hidup di periode Cretaceous, sesaat sebelum superbenua Gondwana (superbenua yang mencakup benua Afrika, Amerika Selatan, Australia, India, Arab, dan Antartika saat ini) terpecah.

Seperti dikutip dari situs LiveScience, ia berasal dari genus Schizodactylus atau jangkrik berkaki miring. Genus Schizodactylus mencakup jangkrik yang ada saat ini, belalang, serta binatang bernama katydid.

"Nama ini mereka dapatkan sesuai dengan kaki yang mereka miliki yang membuat mereka bisa melenting dan menyokong tubuh mereka di habitat berpasir untuk memburu mangsa mereka," kata Sam Heads, Ketua peneliti yang menemukan fosil ini.

Saat berburu, kata Heads, spesies ini sebenarnya tak menggunakan strategi khusus. Serangga bertubuh tambun ini keluar malam hari menyisir habitat mereka untuk mencari mangsa. "Mereka bisa bergerak dengan cepat bila diperlukan... dan mereka cukup rakus," ujar Sam yang berasal dari University Illinois itu.

Setidaknya, ia memiliki perbedaan dengan jangkrik yang ada saat ini. Dengan panjang sekitar 6 cm dari kepala hingga ke bagian belakang tubuhnya, ia memiliki postur yang agak aneh.

Antenanya lebih panjang dari tubuhnya. Jangkrik ini juga memiliki sayap yang tergulung dan kaki yang tajam seperti sepatu salju. Menurut Heads, ini untuk mendukungnya tetap bisa menjejak di daerah berpasir.

Namun, jangkrik yang sangat agresif ini tak bisa terbang walaupun memiliki sayap. Sayapnya, kata Heads biasanya hanya bisa dimekarkan saat diperlukan. Secara umum, kata Heads, jangkrik ini tidak begitu banyak mengalami evolusi atau mengalami periode 'evolutionary stasis' selama paling tidak 100 juta tahun. (sj)